Petugas World Wildlife Fund di Kalimantan berhasil menyelamatkan satu individu bayi orangutan. Dia ditemukan setelah dua pria yang tengah mencari kodok mendengar suara tangisannya di tengah hutan.
Kedua pria, yang tidak disebutkan identitasnya, menunggu induk si bayi untuk kembali selama empat jam. Hingga akhirnya mereka sadar jika induk orangutan tidak akan meninggalkan anaknya dalam waktu lama kecuali memang sudah tertangkap oleh para pemburu.
Bayi ini kemudian diserahkan pada petugas WWF terdekat untuk kemudian dirawat selama satu hari dan diberi nama Baim. "Setelah mengadakan pertemuan dengan petugas distrik senior, WWF kemudian diberi tanggung jawab membawa Baim ke pusat provinsi. Di sana, dia akan ditempatkan dalam pusat rehabilitasi," ujar Program Communications Manager WWF Trishna Gurung dalam tulisannya di situs resmi WWF, Rabu (1/2).
Baim kemudian dibawa dalam perjalanan panjang selama lima jam melalui jalur rusak dan berlubang. Sepanjang perjalanan, Baim menunjukkan perilaku layaknya bayi manusia karena tak hentinya memeluk Trishna dan menutup mata dengan tangannya.
Namun, perjalanan itu berhasil dilaluinya dengan selamat. Kini, Baim tinggal bersama 12 orangutan lainnya di Ketapang Orangutan Centre of International Animal Rescue. "Harusnya dia (Baim) bergantung pada ibunya karena bisa memberi kenyamanan dan makanan. Harusnya dia juga bisa diajarkan banyak hal oleh si ibu, apa yang harus dimakan, bagaimana membangun sarang, dan bagaimana menemukan sesamanya," kata Trishna lagi.
"Tapi dia kini malah dipaksa menghadapi masa depan yang membawanya jauh ke dalam teritori manusia sebelum ada harapan bisa kembali pulang ke hutan."
Populasi Menurun
Menurut Jamartin Sihite sebagai Presiden Director Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), populasi orangutan di Kalimantan sudah menurun 30 persen sejak tahun 2004. Di tahun tersebut, survei menunjukkan ada 65 ribu orangutan di Kalimantan.
"Kita berharap kini bisa melakukan survei lebih mendetail. Mungkin populasinya sudah turun 30 persen dengan ekspansi pertambangan dan kebun kelapa sawit. Tempat hidupnya kini kurang," kata Jamartin.
Ia menambahkan mungkin banyak orang yang bertanya mengapa menyelamatkan orangutan itu penting. Jawabannya mudah,"Karena orangutan menunjukkan sehatnya sebuah hutan. Regenerasi hutan juga akan lebih cepat jika ada orangutannya," tegas Jamartin.
Sumber :
nationalgeographic.co.id
0 Tanggapan :
Posting Komentar