• "Be Yourself Even You're Nobody"
    Blogger Widgets

    Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak



    Dalam tubuh kembang anak, menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang sangat penting. Rasa percaya diri pada anak artinya ia memiliki kapasitas untuk memandang dirinya sebagai individu yang berharga dan memiliki atribut-atribut positif. Rasa tersebut diawali dengan adanya pengakuan dan penghargaan yang proporsional dari lingkungan terdekatnya, yaitu orang tuanya. Dengan modal rasa percaya diri, anak akan memiliki citra diri positif, cinta yang cukup bagi dirinya sendiri sehingga pada saat dewasa pun mampu berbagi cinta dengan orang-orang di sekitarnya, juga membuat potensi yang dimiliki dapat diaktualisasikan dengan optimal. Sebaliknya, kurangnya rasa percaya diri akan membawa anak pada hal-hal yang menjurus pada kenakalan, rendah diri atau justru menarik diri.
    Untuk itu, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan Anda, sebagai orangtua untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak:
    1. Memberikan perhatian, kualitas waktu dan kesempatan berkomunikasi bagi anak sepenuh hati. Syarat pertama ini mutlak, dimana hal-hal lain tidak mungkin dapat Anda berikan jika ini tidak Anda berikan.
    1. Saat menanamkan nilai-nilai pada anak, utarakan dalam kalimat positif dan minimalkan negatif. Beritahukan hal-hal yang menurut Anda perlu disampaikan tanpa harus disertai kalimat sbb: tidak boleh, jangan, dilarang, dsb. Misalnya saat anak enggan menyelesaikan PR, maka kalimat yang lebih baik adalah, “Nak, mari sama-sama kita selesaikan tugasnya, Ibu bantu yang mana yang terasa sulit?” daripada, “Nak, jangan malas-malasan. Tidak boleh melalaikan tugas dari sekolah walaupun soalnya sulit.”
    2. Memberitahu kesalahan anak pada perilakunya, bukan melabelnya. Melabel anak dengan kata-kata seperti: nakal, pemalas, tukang tidur, lambat, dsb tidaklah memberikan manfaat. Justru akan menjatuhkan harga diri anak karena merasa dirinya negatif. Cobalah memberitahu dengan merujuk pada sikap apa yang harus diperbaikinya.
    1. Memberikan arahan yang konsisten, baik dalam hal konsisten antara apa yang Ayah dan Ibu tunjukkan dan beritahukan, juga konsisten dari waktu ke waktu. Arahan yang berbeda setiap waktu akan membuat anak bingung. Misalnya kali ini anak dibiarkan tidak menggosok gigi sebelum tidur, tapi di lain waktu anak ditegur habis-habisan. Kebingungan tersebut membuatnya menjadi pribadi yang kurang matang dalam menilai.
    1. Memberikan penghargaan dan teguran yang rasional dan proporsional. Saat memberikan pujian dan teguran, anak mengetahui sikap apa yang menyebabkan pujian dan teguran tersebut diberikan. Sertakan dengan penjelasan yang dipahami sesuai dengan usianya.
    1. Menghindari perbandingan dalam memberikan penilaian. Tanpa disadari sering kali para orangtua sering melakukan ini. Misal, “kamu bisa mendapat nilai A, buktinya sahabtmu saja bisa!”. Penelitian membuktikan bahwa efek membanding diri dengan orang lain adalah sumber kecemasan dan depresi paling besar.
    1. Libatkan anak dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan demikian, anak merasa pendapatnya didengarkan, maka rasa percaya dirinya pun terbina. Jika tidak sesuai, pendapatnya tidak harus selalu diikuti. Namun kesempatan ini adalah ajang untuk menumbuhkan kebiasaan bertukar pikiran, didengarkan dan juga berbesar hati menerima perbedaan.
    1. Dorong anak untuk menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang.Anak akan mengenal keberagaman yang ada, mendapat bagian peranan tugas, belajar berkomitmen, dan bahkan pada situasi yang berkaitan dengan hal yang sifatnya kompetisi. Ini  menumbuhkan rasa percaya diri anak bahwa ia mampu mengambil bagian dan apapun hasilnya keterlibatannya adalah sebuah prestasi.

     Sumber : lgindonesiablog.com

    0 Tanggapan :

    Posting Komentar